Pada saat ini koperasi banyak mempunyai permasalahan yang di hadapi pada perkembangannya. Seperti kurangnya daya saing yang dimiliki oleh koperasi melawan badan usaha yang lain, selain itu kurangnya minat masyarakat untuk bergabung kedalam koperasi terutama masyarakat perkotaan.
Sebagai lembaga ekonomi, koperasi memiliki banyak keunggulan. Namun selama ini, keunggulan koperasi belum dapat dirasakan atau dilihat oleh masyarakat secara luas karena banyaknya pemahaman negative akibat banyaknya pengelolaan yang salah.
Koperasi yang mengajarkan kemandirian ekonomi semakin menanggung beban yang berat. Seolah tenggelam dalam lemahnya kesadaran masyarakat untuk berkoperasi, ditambah terjangan arus ekonomi kapitalis liberal serta modernisasi yang membutakan upaya kemandirian.
Memang banyak masalah yang mendera koperasi, namun kita harus bisa terus kreatif. Lihat masalah itu sebagai tantangan sekaligus peluang untuk terus tumbuh dan berkembang. Koperasi sama halnya dengan usaha lain, mengalami pasang surut.
Sebagian besar koperasi yang tidak berjalan atau bahkan mengalami kebangkrutan itu, diakibatkan karena mereka dihadapkan pada permasalahan sumber daya manusia (SDM) dan manajemen yang kurang professional.
Pengelolaan yang tidak professional sering memicu konflik diantara pengurus dan anggota. Menyebabkan hilangnya rasa saling percaya. Padahal, komitmen dan kepercayaan diantara anggota dan pengurus mutlak diperlukan sebagai modal dasar pembangunan koperasi dalam upaya memenuhi kesejahteraan anggotanya.
Selain masalah SDM dan manajemen, persoalan krusial yang dihadapi koperasi adalah pemodalan. Seharusnya pemerintah mengupayakan intermediasi koperasi dengan perbankan, mengupayakan koperasi ataupun UKM dapat skim dari perbankan, seperti jaminan kredit dengan kelayakan usaha. Tetapi skim kredit perbankan yang ada pada saat ini masih sulit diakses koperasi dan UKM. Padahal, bila didukung dan dikelola secara baik dan professional, koperasi mampu menunjukkan daya tahan dan eksistensinya disaat krisis ekonomi yang banyak menghancurkan perekonomian diberbagai negara.
Hal ini menunjukkan lembaga perbankan belum dapat mengakomodir kebutuhan permodalan seluruh pelaku usaha koperasi, kecil, maupun menengah. Pebankan menilai resiko pinjaman besar jika tanpa agunan. Hal seperti itu memberatkan dan sulit dipenuhi koperasi dan UKM. Persyaratan yang rumit itu yang menyebabkan banyak kegagalan dalam memperoleh permodalan.
Maju mundurnya koperasi juga ditentukan kejujuran, kreativitas, serta kemampuan membangun networking dari anggota dan pengurus. Masalah klasik seperti kemampuan sumber daya manusia (SDM), permodalan minim, manajemen dan pemasaran yang belum optimal, akan terus berlarut – larut atau mungkin semakin menenggelamkan keberadaan koperasi bila tidak ada komitmen semua pihak untuk menyelesaikan. Harus ada sinergi antar-state-holder mulai dari pemerintah, perbankan, koperasi, dan pihak lain untuk mengembangkan koperasi.
Kunci keberhasilan koperasi adalah kepercayaan dan kemandiran. Dengan menjunjung kepercayaan disertai dengan budi pekerti yang luhur, maka koperasi akan bangkit. Koperasi adalah kumpulan orang yang berusaha dengan dasar kemanusiaan bukan dari ekonomi kapitalis.
Kita perlu menyakini bahwa koperasi sebagai instrument kelembagaan masyarakat yang bisa mendorong kemandirian berusaha bagi setiap anggota dan masyarakat. Selain itu, melalui koperasi diharapkan aset – aset penting Negara bisa dikuasi oleh koperasi. Jangan sampai asset penting negara kita jatuh kepada pihak asing akibat penjajahan modern yang tengah menggerus negara ini.
Saya berharap pemimpin terpilih mampu menegakkan ekonomi kerakyatan yang berkeadilan dengan menghidupkan koperasi dan meningkatakan peranannya dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat sebagai landasan pembangunan ekonomi nasional.
Sabtu, 19 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar